Mas Template Tangis Terakhir Nabi Muhammad SAW - ISLAM LOVERZ
Headlines News :
Home » » Tangis Terakhir Nabi Muhammad SAW

Tangis Terakhir Nabi Muhammad SAW

Written By bitkyojin on Saturday, January 11, 2014 | 10:57 AM

Tangis Nabi Muhammad Saw

Tiba-tiba ada ucapan salam. “Boleh saya masuk?” lelaki itu bertanya. Namun Fatimah tidak mengizinkannya masuk ruangan. “Maaf, ayah saya sedang sakit, “kata Fatimah. Ia berbalik kembali dan menutup pintu.

Nabi Muhammad Saw membuka matanya dan bertanya, “Siapa dia, putriku?”

“Aku tidak tahu ayah. Ini pertama kali aku melihatnya,” kata Fatimah lembut.

“Ketahuilah putriku, dia adalah orang yang menghapuskan kenikmatan sementara! Dialah yang menceraikan persahabatan di dunia. Dialah sang Malaikat Maut,” kata Rasulullah Saw.

Fatimah menahan genangan air matanya.

Malaikat maut datang kepada-Nya, tetapi Rasulullah Saw bertanya mengapa Jibril tidak datang bersamanya.

Kemudian Rasulullah Saw menatap putrinya dengan pandangan nanar, seolah-olah ia tak ingin kehilangan setiap bagian dari wajah putrinya.

Kemudian, Jibril dipanggil. Jibril sebenarnya telah siap dia langit untuk menyambut ruh Rasulullah sang pemimpin Bumi.

“Wahai Jibril, jelaskan kepadaku tentang hak-hakku di hadapan Allah!”, Rasulullah Saw meminta dengan suara yang sangat lemah.

“Pintu-pintu langit telah dibuka. Para malaikat sedang menunggu ruh Anda. Semua pintu Surga terbuka luas menunggu Anda” kata Jibril.

Namun, kenyataannya, jawaban itu tidak membuat Rasulullah Saw lega.

Matanya masih penuh kekhawatiran.

“Anda tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril.

“Ceritakan tentang nasib umatku di masa depan?” kata Rasulullah Saw.

“Jangan khawatir, wahai Rasulullah, saya mendengar Allah berfirman:” Aku haramkan Surga untuk semua orang, sebelum umat Muhammad memasukinya, ” kata Jibril.

Waktu bagi malaikat Izrail melakukan pekerjaannya semakin dekat dan dekat.

Perlahan-lahan, ruh Rasulullah Saw dicabut.

Tampak tubuh Rasulullah Saw. bermandikan peluh, saraf lehernya menegang.

“Jibril, betapa sakit ini!” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam mengerang dengan perlahan.

Fatimah memejamkan mata, Ali yang duduk di sampingnya tertunduk dalam dan Jibril pun memalingkan mukanya.

“Apakah aku sedemikian menjijikkan sehingga engkau memalingkan muka wahai Jibril?” Rasulullah Saw bertanya.

“Siapa yang bisa tahan melihat Kekasih Allah di ambang sakaratul mautnya?” kata Jibril.

“Bukan untuk berlama-lama,” kemudian Rasulullah Saw mengerang karena sakit yang tak tertahankan.

Ya Allah betapa besar Sakaratul maut ini. Berikan kepadaku semua rasa sakit, tapi jangan untuk Umatku.

Tubuh Rasulullah Saw. mendingin, kaki dan dadanya tidak bergerak lagi.

Dengan berlinang air mata, bibirnya bergetar seakan ingin mengatakan sesuatu.

Ali mendekatkan telinganya ke Rasulullah Saw., “Jagalah shalat dan jagalah orang-orang lemah di antara kamu.”

Di luar ruangan, ada tangisan, ada kegaduhan. Para sahabat saling berpelukan. Fatimah menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Sekali lagi, Ali mendekatkan telinganya ke Rasulullah Saw. dan dengan mulut yang telah membiru serta air mata berlinang, Rasulullah berucap lirih: “Ummatii , Ummatii, Ummatii…” 

Umatku, umatku, umatku…


Artikel Bermanfaat? :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Advertisement

ASMAUL HUSNA

ARCHIVE ISLAM LOVERZ

SUBSCRIBE NEWS LETTER

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2013-2014. ISLAM LOVERZ - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya