Suatu
hari ada seorang pemuda yang mendatangi Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, “Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina!”
Orang-orang
pun bergegas mendatanginya dan menghardiknya, “Diam kamu! Diam!”
Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata, “Mendekatlah.”
Pemuda itu pun mendekat
lalu duduk.
Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Relakah engkau jika ibumu dizinai orang
lain?”
“Tidak demi Allah
wahai Rasul,” sahut pemuda itu.
“Begitu pula orang lain, tidak rela kalau ibu mereka dizinai.”
Lanjut
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Relakah engkau jika putrimu dizinai orang?”
“Tidak demi Allah
wahai Rasul!” pemuda itu kembali menjawab.
“Begitu pula orang lain, tidak rela jika putri mereka dizinai.”
“Relakah engkau jika
saudari kandungmu dizinai?”
“Tidak, demi Allah,
wahai Rasul!”
“Begitu pula orang lain, tidak rela jika saudara perempuan mereka
dizinai.”
“Relakah engkau jika bibi
– dari jalur bapakmu – dizinai?”
“Tidak, demi Allah,
wahai Rasul!”
“Begitu pula orang lain, tidak rela jika bibi mereka dizinai.”
“Relakah engkau jika bibi
– dari jalur ibumu – dizinai?”
“Tidak, demi Allah,
wahai Rasul!”
“Begitu pula orang lain, tidak rela jika bibi mereka dizinai.”
Lalu
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangannya di dada pemuda
tersebut sembari berkata, “Ya
Allah, ampunilah kekhilafannya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya.”
Setelah
kejadian tersebut, pemuda itu tidak pernah lagi tertarik untuk berbuat zina.
*) Lihat
hadits riwayat Ahmad, no. 22211; sanadnya dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani.
Atas Nama
Cinta, Zina dibilang Cinta
Wahai
sahabat... saat ini zaman dimana banyak diantara kita yang tertipu oleh setan,
zina dibilang cinta. Bahkan zina dianggap biasa, sekadar kemaluan bertemu
kemaluan.
SubhanAllah! La hawla wala quwwata illa billah!!
SubhanAllah! La hawla wala quwwata illa billah!!
“Sesungguhnya
Allah menetapkan jatah zina untuk setiap manusia. Dia akan mendapatkannya dan
tidak bisa dihindari: zina mata dengan melihat, zina lisan dengan ucapan, zina
hati dengan membayangkan dan gejolak syahwat, sedangkan kemaluan membenarkan
semua itu atau mendustakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nah,
kalau belum halal dalam ikatan nikah, jangan pandang-pandangan dulu. Jangan
pegang-pegang dulu. Jangan belai-belai dulu. Dekat-dekat bisa berujung syahwat.
Bahaya!
Allah telah mengingatkan
hamba-Nya dengan keras tentang hal ini,
“Dan jangan
dekati zina! Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji
dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’:32)
Berhubungan badan
bagaikan keledai
Betapa
hinanya orang yang berzina. Shahabat Abu Malik Al-Asy’ari radhiyallahu
‘anhu menyampaikan bahwa dia mendengar Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
”Akan ada dari umatku
beberapa kaum yang menghalalkan zina dan sutera.”
Pada
akhir zaman, setelah tidak ada lagi kaum mukminin, yang tersisa adalah
seburuk-buruk manusia. Mereka saling melakukan hubungan badan bagaikan keledai,
sebagaimana dijelaskan dalam hadits An-Nawwas radhiyallahu ’anhu,
”Dan yang tersisa
adalah seburuk-buruk manusia, mereka kawin di zaman itu bagaikan keledai, maka
pada merekalah kiamat itu terjadi.’ ” (HR. Muslim)
Tantangan
Jika
ada yang menantang Anda seperti ini: coba berbuatlah semau Anda, tidak perlu
taat norma, tak usah patuh kepada agama. Nah, jatah setiap orang ‘kan cuma satu
nyawa. Tidak lebih dari itu.
Silakan Anda pilih sekarang:
Silakan Anda pilih sekarang:
1.
Hidup taat mengikuti aturan
Allah, matinya insya Allah selamat.
2.
Hidup bebas semaunya,
matinya nanti “gambling”; tak jelas selamat atau sekarat.
Pasti Anda ingin
selamat, ‘kan?
Hidup ini mesti berpegang pada prinsip. Sekali sudah berikrar dengan keIslaman, kita
mesti berjuang untuk istiqamah hingga akhir hayat. Jauhkan diri dari teman yang
merusak, pilih teman-teman yang mengajak berbuat baik. Perbanyak doa memohon
pertolongan Allah; di Tangan-Nyalah hati dan jiwa kita berbolak-balik. Dengan
taufik-Nya kita bisa hidup penuh ketenteraman dan kebahagiaan sejati.
“Katakanlah, ‘Aku
beriman kepada Allah kemudian istiqamahlah.’ (HR. Muslim)
Jika
diri bergelimang dosa, tak perlu putus asa. Bertaubatlah sebelum terlambat. Pintu Taubat masih terbuka selama nyawa
belum sampai kerongkongan. Pintu taubat masih terbuka selama matahari masih
terbit dari arah timur.
”Wahai
anak Adam, sesungguhnya jika engkau menyeru dan mengharap kepada-Ku, maka pasti
Aku ampuni dosa-dosamu tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam,
seandainya dosamu membumbung tinggi hingga ke langit, tentu akan Aku ampuni,
tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya engkau mendatangi-Ku dengan
dosa sepenuh bumi dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikit
pun pada-Ku, tentu Aku akan mendatangi-Mu dengan ampunan sepenuh bumi pula.“
(Hadits
qudsi riwayat Tirmidzi, no. 3540; Syaikh Al-Albani menyatakan bahwa hadits ini
shahih.)
Sumber :
VOA-islam.com
Baca Juga :
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !