Hakikatnya, Kita Tidak Punya Apa-Apa

Sahabat sholehku yang di rahmati ALLAH, saudara-saudaraku yang kucintai karena Allah. 

Semua yang ada di langit dan di bumi ini adalah karunia Allah. Langit, bumi, dan segala isinya adalah milik Allah.

We have but Nothing.

Kekayaan yang kita punya sebenarnya bukan apa-apa.

Allahu Akbar.

Kita kenal di antara sifat-sifat Allah adalah al-Qadir, Dia Maha Kuasa.

Allah titipkan kekuasaan kepada makhluk-Nya sehingga makhluk itu berkuasa; baik dari menguasai dirinya, menjadi kepala rumah tangga, sampai menjadi kepala negara. Dan itu semua adalah amanah dari al-Qadir, Yang Maha Kuasa.

Allah juga al-Murid, Dia Maha Berkehendak.

Allah menitipkan kehendak kepada makhluk-Nya. Ragam dan macam kehendak atau kemauan dititipkan kepada makhluk-Nya. Tapi jangan lupa, bahwasanya kehendak dan kemauan manusia tetap akan dipertanggungjawabkan di hadapan ALLAH Swt. Karena itu semua adalah amanah dari al-Murid, Yang Maha Berkehendak.

Kemudian Allah adalah al-Hayyu, Dia Maha Hidup.

Allah menitipkan kehidupan kepada makhluk-Nya. Dan dalam hidup, ada batas perjalanan kehidupan yang disebut dengan maut, kematian. Dan kehidupan adalah amanah dari Yang Maha Hidup.

Lalu, Allah adalah al-‘Alim, Dia Maha Mengetahui.

Allah titipkan ilmu kepada makhluk-Nya. Tingkat pengetahuan diantara kita berbeda. Ada yang cerdas, dan ada yang tidak cerdas. Ada tawa-shaubil-haq, ada tawa-shaubish-shabr, ada tawa-shaubil-marhamah. Saling menasehati dalam tauhid dan kebenaran, saling menasehati dalam kesabaran, dan saling menasehati dalam kasih sayang.

Selanjutnya, Allah adalah al-Bashir, Dia Maha Melihat.

Penglihatan yang Allah berikan kepada kita adalah amanah. Ada yang sanggup melihat dengan mata kepala, ada yang sanggup melihat dengan mata hati. Karena itu yang disebut buta bukanlah buta mata kepala, tapi buta mata hati.

Banyak mereka yang mata kepalanya terbuka, terbelalak, tetapi justru membutakan mata hatinya. Apa yang dia lihat membuat dia tergoda. Apa yang dia lihat membuat dia berzina. Apa yang dia lihat membuat dia angkuh dan sombong. Itu semua sudah cukup membutakan mata hatinya. Maka lebih baik buta mata tapi terbuka mata hatinya.

Lihat, banyak yang tuna netra tapi hafal Al-Qur’an.

Menikmati hidup dalam kesulitan tapi tetap bersyukur dengan nikmat ibadah kepada Allah tentu jauh lebih baik.

Terbukanya mata seharusnya mendorong terbukanya mata hati kita. Apa yang kita lihat dari ciptaan Allah, ayat-ayat Allah, membuat kita semakin dekat dengan Allah, makin cinta, makin takut kepada Allah. Mata yang membawa berkah.

Kemudian Allah adalah as-Sami’, Dia Maha Mendengar.

Allah titipkan kemampuan mendengar kepada hamba-Nya. Bersyukurlah saat ini kita masih bisa mendengar ayat Allah, mendengar hadits-hadits Rasulullah Saw, dan mendengar dakwah melalui media radio, atau televisi. Inilah sebaik-baik pendengaran.

Allah juga al-Mutakallim, Allah Maha Berkata-Kata.

Allah titipkan kepada makhluk-Nya kemampuan bahkan kepintaran berkata-kata. Maka ada orang yang pandai berpidato, beretorika, walaupun tidak hanya itu yang dikehendaki oleh Allah.

Allahu Akbar Walillahilhamd.

Maka semuanya adalah amanah dari Allah.

Kekuasaan, kehendak, pengetahuan, kehidupan, penglihatan, pendengaran, kemampuan kalam, hakikatnya adalah mutlak milik Allah.

Lalu apa yang jadi milik kita?

Kita tidak punya apa-apa!

Kayaknya saja berkuasa, sebenarnya tidak berkuasa.

Kayaknya saja kaya, sebenarnya tidak punya apa-apa.

Kayaknya saja melihat, kayaknya saja mendengar, kayaknya saja hidup, Inna lillahi waa inna ilaihi raji’un. Sesungguhnya kami ini adalah milik Allah. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Allah.

Jangankan di luar diri, jasad dan ruh pun kita tidak bisa menahannya kalau Allah mau mengambilnya. Rendahkanlah hati kepada saudara-saudara kita. Karena semua ini adalah amanah dari Allah dan hakikatnya adalah Milik-Nya.

SubhanAllah, walhamdulillah, wala ilaha illallahu wallahu Akbar.


Baca Juga :

Manusia yang Bangkrut Saat Kiamat

Doa Agar diwafatkan Husnul Khotimah