Sahabat sholehku yang di rahmati ALLAH, tahukah jika
lelah itu amat bernilai dalam Islam?
Lelah dalam ibadah, seperti mendirikan shalat, apalagi menjaga shalat, apalagi menjaga di awal waktu atau tepat waktu dengan berjamaah. Kemudian lelah berpuasa, menahan lapar dan haus.
Lelah dalam melaksanakan ibadah haji, subhanAllah, sangat melelahkan fisik,
melakukan thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, subhanAllah,
melakukan perjalanan jauh, alam pun kadang tidak bersahabat. Itulah kelelahan
yang amat bernilai di sisi Allah Jalla Jalaluh.
Lelah mengurus keluarga. Ayah yang lelah mencari rezeki
yang halal. Di saat orang-orang berkata, “Jangankan yang halal, yang haram pun
sulit.” Tetapi orang tua ini tetap ingin mencari rezeki yang halal. Seperti
mencari mutiara di sela-sela lumpur. Itu pastilah amat melelahkan sahabatku.
Ibu yang mengandung juga lelah. ALLAH menggambarkan dalam
Al-Qur’an lelahnya seorang ibu yang mengandung. Karena itu sayangi dan
hormatilah ibumu.
Merawat orang tua yang sudah sepuh apalagi yang sudah
pikun juga pasti melelahkan. Tapi itu semua adalah jihad yang bernilai di mata
ALLAH.
Rasulullah SAW pernah mencium tangan orang tua yang lelah
mencari nafkah yang halal. Alangkah rendah hatinya Rasulullah yang sangat
menghormati orang yang lelah dalam mencari rezeki yang halal.
Kemudian lelah dalam berdakwah. Siang malam di perjalanan
bahkan sampai menyeberangi lautan. Allahu
Akbar! Demi mengharapkan ridha Allah. Pasti amat melelahkan.
Dan puncak lelah yang dicintai oleh Allah adalah berjihad
di jalan-Nya. Walaupun mereka telah mati, tapi pada hakikatnya mereka itu hidup
di sisi Allah. Maka jangan katakan mereka telah mati. Jangan katakan mereka
yang mati di jalan Allah itu mati.
Kelelahan mereka dihargai oleh Allah. Kelelahan mereka
dinilai oleh Allah. Maka nilaimu berdasarkan lelahmu. Karena itu nikmatilah
kelelahan itu karena Allah.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !